Saat ini, lebih dari 50% populasi dunia tinggal di perkotaan, dan jumlah ini akan meningkat menjadi 75% pada tahun 2050. Meskipun luas wilayah perkotaan hanya 2% dari luas lahan global, emisi gas rumah kaca di kota-kota tersebut sangatlah tinggi. 70%, dan mereka berbagi tanggung jawab terhadap perubahan iklim global. Fakta-fakta ini menjadikannya sebuah keharusan untuk mengembangkan solusi berkelanjutan bagi perkotaan, dan mengedepankan berbagai persyaratan bagi kota-kota masa depan. Beberapa persyaratan tersebut mencakup penerangan jalan dan lalu lintas yang hemat energi dan efisien, pengelolaan air dan air limbah, serta pengurangan emisi karbon dioksida dari kendaraan bermotor. Kasus-kasus unggulan yang telah mencapai prestasi besar dalam menjadi kota pintar antara lain Barcelona, Singapura, Stockholm, dan Seoul.
Di Seoul, pengelolaan sampah adalah salah satu bidang utama yang menggunakan teknologi inovatif untuk menghadapi perubahan iklim global. Banyaknya sampah yang dihasilkan di ibu kota Korea Selatan, meluapnya tempat sampah, sampah sembarangan dan permasalahan lainnya sering menimbulkan keluhan dari warga. Untuk mengatasi masalah ini, kota ini telah memasang perangkat sensor berbasis Internet of Things di ratusan tempat sampah di seluruh kota, sehingga pemulung di kota tersebut dapat memantau tingkat pengisian setiap tempat sampah dari jarak jauh. Sensor ultrasonik mendeteksi segala jenis sampah dan mengirimkan data yang dikumpulkan ke platform pengelolaan sampah cerdas melalui jaringan seluler nirkabel, yang membantu manajer operasi mengetahui waktu terbaik untuk pengumpulan sampah dan bahkan merekomendasikan rute pengumpulan terbaik.
Perangkat lunak ini memvisualisasikan kapasitas setiap tempat sampah di sistem lampu lalu lintas: hijau menunjukkan masih ada cukup ruang di tempat sampah, dan merah menunjukkan bahwa manajer operasi perlu mengumpulkannya. Selain membantu mengoptimalkan rute pengumpulan, perangkat lunak ini juga menggunakan data historis untuk memprediksi waktu pengumpulan.
Apa yang terdengar tidak nyata telah menjadi kenyataan di banyak proyek pengelolaan sampah cerdas di seluruh dunia. Tapi apa manfaat sensor level silo? Nantikan terus, karena selanjutnya kami akan menjelaskan 5 alasan utama mengapa setiap kota harus memasang sensor pintar di tempat sampah.
1. Sensor tingkat material dapat mewujudkan keputusan cerdas dan berdasarkan data.
Secara tradisional, pengumpulan sampah tidak efisien, hanya menargetkan setiap tempat sampah, namun kita tidak tahu apakah tempat sampah tersebut penuh atau kosong. Pemeriksaan rutin terhadap wadah limbah juga mungkin sulit dilakukan karena lokasinya yang terpencil atau tidak dapat diakses.
Sensor tingkat tempat sampah memungkinkan pengguna mengetahui tingkat pengisian setiap wadah sampah secara real-time, sehingga mereka dapat mengambil tindakan berdasarkan data terlebih dahulu. Selain platform pemantauan real-time, pemulung juga dapat merencanakan cara melakukan pengumpulan sampah terlebih dahulu, hanya dengan membidik posisi tempat sampah yang penuh.
2. Sensor tempat sampah mengurangi emisi karbon dioksida dan polusi.
Saat ini, pengumpulan sampah merupakan topik polusi yang serius. Dibutuhkan pasukan pengemudi sanitasi yang menjalankan armada truk dengan jarak tempuh rendah dan emisi besar. Layanan pengumpulan sampah pada umumnya tidak efisien karena memungkinkan perusahaan pengumpulan memperoleh lebih banyak keuntungan.
Sensor tingkat tempat sampah ultrasonik menyediakan cara untuk mengurangi waktu mengemudi truk di jalan raya, yang berarti lebih sedikit konsumsi bahan bakar dan lebih sedikit emisi gas rumah kaca. Lebih sedikit truk yang memblokir jalan juga berarti lebih sedikit kebisingan, lebih sedikit polusi udara, dan lebih sedikit kerusakan jalan.
3. Sensor tingkat sampah mengurangi biaya operasional
Mengelola sampah dapat memakan banyak anggaran kota. Bagi kota-kota di negara-negara yang kurang makmur, pengumpulan sampah sering kali merupakan item anggaran terbesar. Terlebih lagi, biaya global dalam mengelola sampah semakin meningkat, dan hal ini berdampak paling parah pada kota-kota di negara-negara berpendapatan rendah. Hal ini sering kali disertai dengan dilema yang lebih besar yaitu penyusutan anggaran karena warganya menuntut layanan kota yang sama atau lebih baik.
Sensor tingkat pengisian sampah memberikan solusi atas permasalahan anggaran dengan mengurangi biaya pengumpulan sampah hingga 50% bila digunakan bersama dengan platform pemantauan tingkat pengisian. Hal ini dimungkinkan karena pengumpulan yang lebih sedikit berarti lebih sedikit uang yang dihabiskan untuk jam kerja pengemudi, bahan bakar, dan pemeliharaan truk.
4. Sensor tempat sampah membantu kota menghilangkan tempat sampah yang meluap
Tanpa metode pengumpulan sampah yang efisien, kondisi terburuknya adalah masyarakat semakin rentan terhadap berkembang biaknya bakteri, serangga, dan hama akibat tumpukan sampah, yang juga mendorong penyebaran penyakit yang ditularkan melalui udara dan air. Dan paling tidak, hal ini merupakan gangguan publik dan merusak pemandangan terutama bagi wilayah metropolitan yang sangat bergantung pada pariwisata untuk menghasilkan pendapatan bagi layanan kota.
Sensor tingkat sampah bersama dengan informasi tingkat pengisian waktu nyata yang dikumpulkan melalui platform pemantauan secara signifikan mengurangi limpahan sampah dengan memberi tahu operator tentang kejadian tersebut sebelum terjadi.
5. Sensor level bin mudah dipasang dan dirawat
Memasang sensor tingkat pengisian ultrasonik di tempat sampah cepat dan mudah. Mereka umumnya dapat dipasang pada semua jenis wadah limbah dalam kondisi iklim apa pun dan tidak memerlukan perawatan selama masa pakainya. Dalam kondisi normal, masa pakai baterai diperkirakan bisa bertahan lebih dari 10 tahun.
Waktu posting: 18 Juni 2022